Medan (Antara) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana
mencatat jumlah peristiwa bencana alam yang terjadi di Tanah Air sangat
banyak dengan jumlah korban jiwa dan kerugian materi yang jumlah sangat
besar.
Dalam diskusi dengan Forum Redaktur Sumatera Utara di gedung PWI
Sumatera Utara di Medan, Selasa, Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) Syamsul Maarif mengatakan, sejak tahun 2002 hingga awal
2014, pihaknya mencatat telah terjadi 1.093 bencana alam, baik bencana
hidrometeorologi mau pun nonhidrometeorologi.
Dari jumlah bencana tersebut, pihaknya mencatat korban meninggal
dunia mencapai 190.375 jiwa. "(Korban) perang saja tidak segitu banyak,"
katanya.
Menurut Syamsul, jumlah korban jiwa dalam bencana alam tersebut belum
dihitung dari warga yang hilang, baik karena tsunami, longsor, mau pun
banjir yang terjadi.
Secara spesifik untuk musibah jenis hidrometeorologi, bencana yang
terjadi pada 2002 hingga awal 2014 itu terdiri dari banjir (4.886 kali,
2.678 jiwa tewas), banjir yang diserta tanah longsor (373 kali, 1.533
jiwa tewas), kekeringan (1.692 kali, dua jiwa tewas), puting beliung
(2.720 kali, 256 jiwa tewas), dan tanah longsor (2.027 kali, 1.849 jiwa
tewas).
Selain korban tewas, jumlah bencana hidrometeorologi itu juga
menyebabkan 21.117.248 jiwa mengungsi, 128.095 rumah rusak berat, 19.272
rusak sedang, 252.253 rumah rusak ringan, dan 1.268.871 rumah terendam.
Fasilitas umum yang rusak terdiri dari sarana pendidikan (7.364
unit), rumah ibadah (2.637 unit), sarana kesehatan (2.352 unit), dan
lahan pertanian mencapai 4.565.555 hektare.
Untuk bencana nonhidrometeorologi, musibah yang terjadi adalah aksi
teror (28 kali, 324 tewas), gelombang pasang (234 kali, 73 tewas), gempa
bumi (145 kali, 8.396 tewas), gempa bumi dan tsunami (empat kali,
174.112 tewas), hama tanaman (empat kali), kebakaran hutan (179 kali, 10
tewas), kecelakaan industri (29 kali, 107 tewas), kecelakaan
transportasi (222 kali, 3.716 tewas), kejadian luar biasa (94 kali, 919
tewas), konflik sosial (100 kali, 2.312 tewas), letusan gunung berap
(153 kali, 405 tewas), dan tsunami (satu kali, satu tewas).
Bencana nonhidrometeorologi itu juga menyebabkan 8.003.905 jiwa
mengungsi dan menderita, 247.535 rumah rusak berat, 6.743 rumah rusak
sedang, 352.892 unit rusak ringan, dan 15.219 unit teredam banjir.
Kemudian, bencana itu juga merusak sarana pendidikan sebanyak 25.099
unit, rumah ibadah 8.967 unit, sarana kesehatan 2.320 unit, dan lahan
pertanian 156.435 hektare.
Ia menambahkan, khusus untuk bulan Januari 2014, bencana
hidrometeorologi yang terjadi adalah banjir 95 kali (23 tewas), tanah
longsor (39 kali (25 tewas), puting beliung 36 kali (satu tewas), banjir
yang diserta longsor empat kali (21 tewas) dengan jumlah keseluruhannya
adalah 174 bencana dengan 70 jiwa tewas.
Sedangkan bencana nonhidrometeorologi yang terjadi adalah kecelakaan
transportasi empat kali (12 tewas), gelombang pasang dua kali,letusan
gunung berapi satu kali, dan genpa bumi satu kali dengan jumlah
keseluruhan yakni delapan bencana dengan korban tewas sebanyak 12 orang.