Rabu, 29 Januari 2014

Mahfud MD: Lima Tahun ke Depan MK Masih Akan Dicibir Orang

dhikainfo21.blogspot.com/
Laporan Koresponden Tribunnews.com Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kunjungan Prof Dr Mohammad Mahfud MD SH, SU ke Kyoto, Rabu (29/1/2014)  untuk bertemu kalangan akademisi dan peneliti Jepang serta pelajar Indonesia yang sedang mengambil studi Doktor baik dari Universitas Hasanudin maupun dari Universitas Indonesia, diisi oleh pembicaraan soal bagaimana mengembalikan citra Mahkamah Konstitusi (MK) yang terpuruk lantaran sejumlah skandal suap.
Pria kelahiran Madura 13 Mei 1957 yang pernah menjabat Ketua Mahkamah Konstitusi Indonesia ini menyebut, sebagian besar audiensnya paham atas kondisi sosial politik di Indonesia.
"Mereka berasal kebanyakan dari ilmu politik humaniora sehingga lebih paham dalam pemahaman tentang politik dan sosial di Indonesia. Ada ketemu Direktur pusat studi Asia Universitas Kyoto, Dr. Hiromu Shimizu dan Dr. Masaki Okamoto. Kita berbicara mengenai  bagaimana  agar bisa mengembalikan citra mahkamah konstitusi (MK)," papar Mahfud khusus kepada Tribunnews.com malam ini (29/1/2014).
Menurutnya, hingga 2012, MK Indonesia masuk dalam jajaran 10 besar MK di dunia. Hal ini ditulis oleh Harvard Handbook terbitan tanggal 12 Agustus 2012. Negara lain yang masuk 10 peringkat selain Indonesia adalah Turki, Jerman, Swedia, Spanyol, dan Korsel. Mahfud menyebut atas kasus Akil Mochtar, kemungkinan peringkat MK Indonesia akan turun secara drastis.
"Jadi kalau Harvard memunculkan peringkat lagi saat ini mungkin ambruklah jadi paling bawah. Keprihatinan anak-anak Indonesia dan di luar negeri lainnya tampaknya cukup berharap kepada MK selama ini. Tapi dengan tertangkapnya Akil, muncullah pesimisme dan tidak mudah mengembalikan citra MK dalam waktu dekat. Saya kira sedikitnya lima tahun ke depan mungkin masih dicibir orang karena yang tertangkap adalah Ketua-nya," katanya.
Selain soal MK, Akil menuturkan, mereka juga berdiskusi mengenai pemilihan presiden di Indonesia, khususnya soal bahasan soal sosok tiap Capres, termasuk juga diskusi mengenai Gubernur Banten Atut. 
"Kira-kira begitulah yang didiskusikan bersama, jadi memang warga Indonesia di Jepang tampaknya sangat perhatian sekali kepada situasi politik di dalam negaranya walaupun kini berada di Jepang," katanya.

0 komentar:

Posting Komentar